Kementerian Kesehatan Mendukung Upaya Promotif dan Preventif Melalui Peningkatan Anggaran 2016

  Upaya promotif dan preventif /pencegahan melalui pendekatan keluarga merupakan strategi dan focus kerja dalam kementrian kesehatan tahun 2016. 
  Promosi kesehatan diharapkan mampu memandirikan masyarakat dalam memelihara kesehatan keluarganya. Karena keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku seseorang. Dalam keluargalah, segala sesuatu pada diri manusia dimulai. Sejak dalam kandungan, bayi membutuhkan keluarga dalam hal itu ibu dan ayah untuk memberikannya asupan makanan untuk berkembang dan hingga dewasa seorang manusia diasuh oleh keluarga. 
   Keluarga yang sadar akan kesehatan akan membawa keluarganya menjadi keluarga yang sehat kedepannya. Dari satu keluarga sehat akan terbentuk keluarga sehat lainnya sehingga pada akhirnya dari keluarga sampai dalam ruang lingkup luas yaitu kabupaten, yang akan menjadi kabupaten bersih dan sehat. Ini adalah impian yang sangat mungkin diwujudkan kalau setiap keluaga sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungannya. 
     Tindak lanjut dari strategi ini didukung oleh anggaran, "Upaya promotif dan preventif tahun 2016 sekitar Rp 17.2 triliun. Anggaran bersifat kuratif Rp 11,2 triliun," kata Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/1). Anggaran bantuan operasional kesehatan (BOK) untuk puskesmas juga meningkat. Peningkatan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) puskesmas diharapkan mampu menyelesaikan masalah kesehatan dengan peningkatan akses pelayanan melalui kegiatan promosi kesehatan. 
     Promosi kesehatan bukan sekedar promosi namun dikemas baik agar pengetahuan kesehatan dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Sehingga beberapa tahun kemudian hasilnya dapat kita panen yaitu derajat kesehatan masyarakat yang meningkat. Sekretaris Jenderal Kemenkes Untung Suseno Sutarjo menambahkan, total anggaran fungsi kesehatan tahun 2016 Rp 105 triliun, tersebar di sejumlah kementerian dan lembaga selain Kemenkes. Dari Rp 105 triliun itu, anggaran kesehatan di Kemenkes saja Rp 63 triliun. Penguatan puskesmas, ujar Untung, terlihat dari anggaran infrastruktur (pengadaan fasilitas) untuk puskesmas. Dana BOK yang dulu Rp 2,5 triliun kini naik menjadi Rp 4 triliun. 
       Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Anung Sugihantono menuturkan, di bidang gizi dan kesehatan ibu dan anak, tahun ini upaya promotif dan preventif dengan pendekatan keluarga akan lebih difokuskan di 472 puskesmas di sembilan provinsi Provinsi itu; DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan. Sembilan provinsi itu dapat prioritas karena punya daya ungkit terhadap penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Selain BOK, puskesmas di sembilan provinsi itu juga dapat dana alokasi lokus prioritas yang jumlahnya Rp 40 - 50 juta per puskesmas," tutur Anung. 
       Puskesmas harus lebih berkomitmen untuk menjalankan upaya promosi dan preventif serta menjangkau masyarakat hingga tingkat keluarga melalui kegiatan home visit(kunjungan rumah). Home visit merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dimana tenaga kesehatan mendatangi rumah masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Konsultasi dan observasi merupakan kegiatan home visit sehingga semua aspek sumber masalah kesehatan dalam keluarga baik lingkungan maupun perilaku anggota keluarga dapat diketahui. 

Salam sehat untuk pembaca tercinta..
Sehat Bangsaku, Sehat Negeriku..
#akunusantarasehat

Sumber : Kompas.com