17an di Tanah Rantauan

Beda tempat, beda pengalaman. Inilah yang kami rasakan menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di kabupaten Supiori, provinsi Papua. Semua instansti mulai dari sekolah, pemerintah dan masyarakat turut meramaikan acara ini. Setiap tahun dari pemerintah kabupaten Supiori mengadakan perayaan menyambut hari HUT RI ke-71 dan kali ini keramaian dapat kita lihat di pusat kabupaten yaitu Sorendiweri.

Dua hari di Sorendiweri, kami menyaksikan berbagai budaya dan pertandingan olahraga. Penampilan yang mereka berikan kepada penonton sangat baik dan sangat antusias. Hari pertama, kami menyaksikan karnaval yang diikuti oleh anak sekolah. Depan barisan mereka memegang lambang garuda dan foto presiden Jokowi serta wakilnya Jusuf Kalla. Dengan dada yang tegap mereka membawa bendera Merah Putih, pusaka Indonesia. Dibarisan selanjutnya, mereka memakai seragam dengan berbagai profesi, mulai dari petani, pelaut, polisi, pendeta, suster, perawat, penyanyi, guru, ustazd, atlit sampai bupati. Ada juga yang memakai baju yang erasal dari kulit kayu sehingga membentuk baju rumbai yang unik. Mereka juga berjalan sambil melantunkan lagu-lagu sehingga semngat mereka semakin berkobar. Mereka berjalan mulai dari sekolah dan berakhir di tugu Supiori depan kantor Distrik. Hari ini seru tapi tidak terlalu ramai karena hanya diikuti oleh dua sekolah yaitu SMP Negeri 4 Mansoben dan SMA Negeri 3 Yenggarbun.

Selain itu, setiap hari ada pertandingan bola voli dan bola kaki mempebutkan piala HUT RI. Setiap kecamatan dan instansi mengirimkan wakilnya untuk bertandi di lapangan tersebut. Hal itu membuat sorendiweri ramai karena semua masyarakat mulai dari pulau-pulau kecil yang jauh datang untuk bertanding di sana. Pokoknya mereka sangat antusias dengan olahraga tersebut.

Hari kedua di Supiori lebih ramai lagi karena ada 14 kelompok yang menyajikan Gerak Jalan Yospan. Yospan merupakan salah satu tarian khas papua yang paling terkenal di daerah ini. Yospan memiliki beanekaragam gerakan dan sudah dimodifikasi dengan berbagai tarian sehingga tarian yospan yang kami lihat seperti tarian kontemporer. Selain tarian, mereka menampilkan busana yang sangat mempesona dengan berbagai corak warna dan aksesoris tradisional. Setiap mata tertuju pada setiap kelompok yang bergoyang. Pada hari ini, tarian tersebut dapat memanjakan mata anak rantauan seperti kami yang baru saja menginjak Tanah Papua. Momet ini sangat berkesan karena hanya ada setiap setahun sekali. Enjoy with it.


Apalah arti anak rantauan kalau tidak ada teman baru. Sangat-sangat berterima kasih kepada Magdalena Kafiar, Pakpol Pahala Sibuea dan Nugie. Sebagai teman sekaligus tour guide. Enjoy with them J J J




















0 comments: