Beda tempat, beda pengalaman. Inilah yang kami rasakan menyambut Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia di kabupaten Supiori, provinsi Papua. Semua instansti mulai
dari sekolah, pemerintah dan masyarakat turut meramaikan acara ini. Setiap
tahun dari pemerintah kabupaten Supiori mengadakan perayaan menyambut hari HUT
RI ke-71 dan kali ini keramaian dapat kita lihat di pusat kabupaten yaitu
Sorendiweri.
Dua hari di Sorendiweri,
kami menyaksikan berbagai budaya dan pertandingan olahraga. Penampilan yang
mereka berikan kepada penonton sangat baik dan sangat antusias. Hari pertama,
kami menyaksikan karnaval yang diikuti oleh anak sekolah. Depan barisan mereka
memegang lambang garuda dan foto presiden Jokowi serta wakilnya Jusuf Kalla.
Dengan dada yang tegap mereka membawa bendera Merah Putih, pusaka Indonesia.
Dibarisan selanjutnya, mereka memakai seragam dengan berbagai profesi, mulai
dari petani, pelaut, polisi, pendeta, suster, perawat, penyanyi, guru, ustazd,
atlit sampai bupati. Ada juga yang memakai baju yang erasal dari kulit kayu
sehingga membentuk baju rumbai yang unik. Mereka juga berjalan sambil
melantunkan lagu-lagu sehingga semngat mereka semakin berkobar. Mereka berjalan
mulai dari sekolah dan berakhir di tugu Supiori depan kantor Distrik. Hari ini
seru tapi tidak terlalu ramai karena hanya diikuti oleh dua sekolah yaitu SMP
Negeri 4 Mansoben dan SMA Negeri 3 Yenggarbun.
Selain itu, setiap hari ada
pertandingan bola voli dan bola kaki mempebutkan piala HUT RI. Setiap kecamatan
dan instansi mengirimkan wakilnya untuk bertandi di lapangan tersebut. Hal itu
membuat sorendiweri ramai karena semua masyarakat mulai dari pulau-pulau kecil
yang jauh datang untuk bertanding di sana. Pokoknya mereka sangat antusias dengan
olahraga tersebut.
Hari kedua di Supiori lebih
ramai lagi karena ada 14 kelompok yang menyajikan Gerak Jalan Yospan. Yospan
merupakan salah satu tarian khas papua yang paling terkenal di daerah ini.
Yospan memiliki beanekaragam gerakan dan sudah dimodifikasi dengan berbagai
tarian sehingga tarian yospan yang kami lihat seperti tarian kontemporer.
Selain tarian, mereka menampilkan busana yang sangat mempesona dengan berbagai
corak warna dan aksesoris tradisional. Setiap mata tertuju pada setiap kelompok
yang bergoyang. Pada hari ini, tarian tersebut dapat memanjakan mata anak
rantauan seperti kami yang baru saja menginjak Tanah Papua. Momet ini sangat
berkesan karena hanya ada setiap setahun sekali. Enjoy with it.
Apalah arti anak rantauan
kalau tidak ada teman baru. Sangat-sangat berterima kasih kepada Magdalena
Kafiar, Pakpol Pahala Sibuea dan Nugie. Sebagai teman sekaligus tour guide. Enjoy with them J J J
IIIIIII
0 comments:
Post a Comment