Di era modern ini, rokok bukan hanya
menjadi kebutuhan tersier tapi sudah menjadi kebutuhan primer. Prevalensi merokok terus meningkat baik pada laki-laki maupun perempuan.
Prevalensi merokok pada perempuan meningkat empat kali lipat dari 1.3% pada
tahun 2001 menjadi 5.2% pada tahun 2007. Rokok merupakan benda yang kecil tapi dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi masyarakat.
Apalagi lebih dari separuh
perokok pasif adalah kelompok rentan seperti perempuan dan balita. Perempuan
sebagai sosok manusia yang melahirkan generasi-generasi sehat sedangkan balita memiliki
peran dalam melanjutkan estafet
kepemimpinan bangsa. Mereka harus dilindungi dari bahaya asap rokok.
Hal tersebut bukan hanya cerita belaka namun
pada kenyataannya,di salah satu desa di Papua. Sebut saja namanya kampung
Napisndi. Kampung Napisndi memiliki 48 Rumah Tangga dan hampir 90% merokok
dalam rumah. Saat kami bertanya kepada istri pekokok, “Apakah Bapak merokok
dalam rumah?”. Istri menjawab sambil tertawa, “Iya”. Fenomena ini menjadi tambahan
tugas untuk kami dimana, para istri belum sadar akan bahaya rokok. Dia tertawa
lepas ketika menjawab suaminya sering merokok dalam rumah. Kaum perempuan hanya
bisa menerima apa yang dilakukan suaminya, tanpa tahu dampak buruk yang akan
ditimbulkan.